Membeli rumah adalah keputusan besar dalam hidup, apalagi jika kamu melakukannya melalui developer. Sayangnya, tidak semua developer properti bisa dipercaya begitu saja. Banyak kasus di mana konsumen merasa dirugikan karena janji manis developer tidak sesuai dengan kenyataan, mulai dari proyek yang mangkrak, kualitas bangunan yang jauh dari ekspektasi, hingga masalah legalitas tanah. Maka dari itu, penting banget untuk tahu cara mengecek reputasi developer sebelum kamu benar-benar melakukan pembayaran atau menandatangani akad.
1. Periksa Legalitas dan Status Badan Usaha Developer
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mengecek status hukum dari perusahaan developer tersebut. Pastikan mereka memiliki badan hukum yang sah, seperti Perseroan Terbatas (PT), dan terdaftar secara resmi di Kementerian Hukum dan HAM. Kamu juga bisa mencari informasi tambahan melalui situs resmi OJK atau asosiasi pengembang seperti Real Estate Indonesia (REI). Developer yang terdaftar biasanya punya komitmen yang lebih kuat dan tunduk pada kode etik tertentu.
2. Tinjau Track Record Proyek Sebelumnya
Sebelum percaya sepenuhnya pada brosur atau janji marketing, sebaiknya kamu menelusuri proyek-proyek yang sudah pernah mereka bangun sebelumnya. Apakah proyek tersebut selesai tepat waktu? Apakah bangunannya sesuai spesifikasi yang dijanjikan? Jika memungkinkan, kunjungi langsung lokasi proyek terdahulu untuk mengecek kondisi riil bangunan dan lingkungannya. Developer yang profesional biasanya punya portofolio yang jelas dan bisa dibuktikan di lapangan.
3. Telusuri Legalitas Lahan dan Perizinan Proyek
Salah satu kesalahan fatal yang sering dilakukan pembeli adalah tidak mengecek status tanah proyek secara menyeluruh. Pastikan bahwa lahan yang akan dibangun rumah memiliki sertifikat sah, seperti SHM atau HGB, dan tidak sedang dalam sengketa. Selain itu, pastikan juga bahwa proyek sudah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), serta rencana tata ruang yang sesuai. Tanpa legalitas ini, kamu bisa terjebak dalam masalah hukum di kemudian hari.
4. Evaluasi Transparansi dan Komunikasi Developer
Developer yang profesional dan bisa dipercaya biasanya sangat terbuka soal informasi proyek, termasuk skema pembayaran, jadwal pembangunan, hingga kualitas material yang digunakan. Jika kamu merasa bahwa informasi yang diberikan terlalu samar, berubah-ubah, atau banyak hal yang ditutupi, itu bisa menjadi pertanda bahwa mereka kurang transparan. Hindari developer yang terlalu banyak menghindar saat ditanya detail teknis atau dokumen legalitas.
5. Cek Review dan Pengalaman Konsumen Lain
Luangkan waktu untuk mencari tahu apa yang dikatakan konsumen lain mengenai developer tersebut. Review bisa ditemukan di media sosial, forum properti, atau bahkan ulasan Google. Jika kamu menemukan banyak keluhan soal keterlambatan pembangunan, kualitas yang buruk, atau ketidaksesuaian janji dengan kenyataan, maka sebaiknya kamu berhati-hati. Pengalaman konsumen lain bisa jadi bahan evaluasi terbaik sebelum kamu mengambil keputusan.
6. Konsultasi dengan Notaris atau Profesional Properti
Kalau kamu masih ragu meski sudah mencari informasi sendiri, sebaiknya konsultasikan dengan notaris independen atau konsultan properti yang berpengalaman. Mereka bisa membantumu meneliti dokumen legalitas, mengecek status tanah, dan memastikan semua prosedur berjalan sesuai aturan. Menggunakan pihak ketiga yang netral bisa jadi langkah preventif yang sangat berguna sebelum kamu mengikat diri secara hukum dengan developer.
Penutup
Membeli rumah dari developer memang menawarkan banyak kemudahan, tapi juga penuh risiko kalau tidak dilakukan dengan cermat. Dengan memahami cara mengecek reputasi dan legalitas developer, kamu bisa menghindari kerugian besar dan memastikan bahwa keputusanmu tepat. Jangan tergesa-gesa hanya karena tergiur harga promo atau bonus menarik. Lebih baik teliti di awal daripada menyesal di kemudian hari.